PENDAHULUAN ETIKA SEBAGAI TINJAUAN
1. PENGERTIAN ETIKA
Etika
(Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan")
adalah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari
nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk,
dan tanggung jawab.
Dalam
perkembangannya etika sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Yaitu member orientasi
bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari, berarti
etika membantu kita sebagai manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara
tepat dalam menjalani hidup, yang pada akhirnya membantu kita untuk mengambil
keputusan tentang tindakan yang perlu dilakukan dan dipahami bersama, bahwa
etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan, bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas
dan dapat dipertanggungjawabkan karena setiap tindakannya selalu lahir dari
keputusan pribadi yang bebas dengan selalu bersedia untuk mempertanggungjawabkan
tindakannya karena ada alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan yang kuat
mengapa bertindak seperti ini dan itu.
Menurut Para Ahli
:
Ø Drs.
Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat
etika
adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik
dan buruk, yang ditentukan oleh akal.
Ø Menurut
Bertens, (1994)
Kata etika bisa dipakai
dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang/suatu
kelompok dalam mengatur perilakunya dan Etika berarti kumpulan asas atau nilai
moral.
Ø Menurut
Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun ditinggalkan
yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat”
2. PRINSIP-PRINSIP ETIKA
a.
Prinsip
Keindahan
Prinsip ini mendasari
segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan. manusia
memperhatikan nilai-nilai keindahan dan menunjukan sesuatu yang indah dalam
perilaku..
Ø Misalnya
dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih
bersemangat untuk bekerja.
b.
Prinsip
Persamaan
Setiap manusia pada
hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan
terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta
dalam bidang lainnya
c.
Prinsip
Kebaikan
Prinsip ini mendasari
perilaku individu untuk selalu berusaha berbuat kebaikan dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti
hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya.
d.
Prinsip
Keadilan
Keadilan adalah kemauan
yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang yang mereka peroleh.
Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan
proporsional serta tidak mengambil hak orang lain.
e.
Prinsip
Kebebasan
Kebebasan yaitu keleluasaan
individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri.
Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak melakukan
sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu
orang lain. Untuk itu kebebasan individu disini diartikan sebagai:
Ø kemampuan
untuk berbuat sesuatu atau menentukan, memungkinkan manusia untuk melaksana-kan
pilihannya dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
f.
Prinsip
Kebenaran
Kebenaran biasanya
digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional.
Kebenaran harus dibuktikan dan ditunjukkan agar diyakini oleh individu dan
masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran
apabila belum dapat dibuktikan.
Semua prinsip yang telah diuraikan itu merupakan
prasyarat dasar dalam pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam
hubungan antarindividu, individu dengan masyarakat, dengan pemerintah, dan
sebagainya.
3. BASIS TEORI ETIKA
1)
Etika Teleologi
Dari kata
Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Dua aliran etika teleologi :
Ø Egoisme
Etis
Inti pandangan egoisme adalah
bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi
dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral yaitu mengejar
kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.
Ø Utilitarianisme
Menurut teori ini suatu
perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut
bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
2) Deontologi
‘Mengapa perbuatan ini baik dan
perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena
perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua
dilarang’. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah
kewajiban.Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang
merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
3) Teori Hak
Teori Hak merupakan suatu
aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak
dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas
martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama
4) Teori Keutamaan (Virtue)
memandang sikap atau
akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau
jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan yaitu
disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan
memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Ø Contoh
keutamaan : Kebijaksanaan, Keadilan, Suka bekerja keras, Hidup yang baik
4. EGOISM ATAU EGOISME
Egoisme
adalah cara untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang menguntungkan
bagi dirinya sendiri, dan umumnya memiliki pendapat untuk meningkatkan citra
pribadi seseorang dan pentingnya intelektual, fisik, sosial dan lainnya.
Egoisme ini tidak memandang kepedulian terhadap orang lain maupun orang banyak
pada umumnya dan hanya memikirkan diri sendiri. Egoisme juga merupakan
motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya
menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu
tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang
dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Hal ini berkaitan erat
dengan narsisme, atau mencintai diri sendiri, dan kecenderungan mungkin untuk
berbicara atau menulis tentang diri sendiri dengan rasa sombong dan panjang
lebar. Egoisme dapat hidup berdampingan dengan kepentingannya sendiri, bahkan
pada saat penolakan orang lain.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar