Jumat, 27 April 2012

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DALAM PEREKONOMIAN SUATU NEGARA


Investasi diartikan sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memproleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.
Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi
1.      Suku Bunga                                                        
Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.
2.      Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan PDRB per kapita untuk tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota
Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan cermin dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat suatu negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk berinvestasi.
3.      Kondisi sarana dan prasarana
Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain. Sarana dan prasarana transportasi contohnya antara lain :
jalan, terminal, pelabuhan, bandar udara dan lainlain. Sarana dan prasrana telekomunikasi contohnya: jaringan telepon kabel maupun nirkabel, jaringan internet, prasarana dan sarana pos. Sedangkan contoh dari utilitas adalah tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.
4.      Birokrasi perijinan
Birokrasi perijinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi investasi karena birokrasi yang panjang memperbesar biaya bagi investor. Birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya bagi pengusaha karena akan memperpanjang waktu berurusan dengan aparat. Padahal bagi pengusaha, waktu adalah uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang panjang membuka peluang oknum aparat pemerintah untuk menarik suap dari para pengusaha dalam rangka memperpendek birokrasi tersebut.
5.      Kualitas sumberdaya manusia
Manusia yang berkualitas akhir-akhir ini merupakan daya tarik investasi yang cukup penting. Sebabnya adalah tekhnologi yang dipakai oleh para pengusaha makin lama makin modern. Tekhnologi modern tersebut menuntut ketrampilan lebih dari tenaga kerja.
6.   Pengaruh Nilai tukar
Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada pengeluaran / alokasi modal pada investasi.
Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan / barang-barang ekspor (traded goods) relatif terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan (non traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
7.  Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.

Faktor-faktor Penentu Pertumbuhan & Perubahan Struktur Ekonomi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

1. Faktor Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

2. Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

4. Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

5. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Faktor-Faktor penentu Perubahan Struktur Ekonomi

Adanya perubahan struktural ekonomi dapat tercermin dalam peranan sektor-sektor dalam pembentukan produksi nasional maupun besarnya persentase tenaga kerja pada masing-masing sektor ekonomi tersebut. Dimana peranan ataupun sumbangan sektor primer (pertanian dan pertambangan) dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) ataupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) akan semakin berkurang, sedangkan peranan sektor sekunder (industry manufaktur, konstruksi) serta sektor tersier (jasa-jasa) akan semakin meningkat, dengan semakin majunya perekonomian negara. Disamping itu, semakin tinggi pendapatan perkapita suatu negara, akan semakin kecil peranan pertanian dalam menyediakan dan menyerap kesempatan kerja, dan sebaliknya sektor industri akan semakin penting dan meningkat peranannya dalam menampung tenaga kerja. (Kamaludin: 1999).
struktur ekonomi terjadi akibat perubahan dari sejumlah faktor, yang menurut sumbernya dapat dibedakan atas faktor-faktor Internal yaitu :
a)      Agregat Demand (AD)
b)      Agregat Supply (AS).
 Perubahan struktur ekonomi juga dipengaruhi secara langsung atau tidak langsung oleh intervensi pemerintah di dalam kegiatan ekonomi sehari-hari.
a)    Agregat Demand,
Dari sisi Agregat Demand, Faktor yang sangat dominan adalah perubahan permintaan domestik yang disebabkan oleh kombinasi antara peningkatan pendapatan rill perkapita masyarakat dan perubahan selera masyarakat. Perubahan permintaan tidak hanya dalam arti peningkatan konsumsi tetapi juga perubahan komposisi barang-barang yang dikonsumsi. Perubahan komposisi ini dapat dijelaskan dengan teori Engel: Apabila pendapatan rill masyarakat meningkat maka pertumbuhan permintaan akan barang-barang non makanan akan lebih besar daripada pertumbuhan permintaan terhadap makanan. Pada umumnya makanan, seperti beras memiliki elastisitas pendapatan dari permintaan yang nilainya nol (kategori barang normal) atau negatif (inferior), sedangkan barang-barang non makanan seperti alat-alat rumah tangga dari elektronik dan baju, memiliki elastisitas yang positif dan besar (kategori ferior).
b)      Agregat Supply,
Dari sisi Agregat Supply, faktor-faktor penting diantaranya adalah pergeseran keunggulan komparatif, perubahan atau kemajuan teknologi, peningkatan pendidikan atau kualitas sumber daya manusia, penemuan-penemuan material baru untuk produksi, dan akumulasi barang modal. Semua hal ini memungkinkan untuk melakukan inovasi dalam produk dan proses produksi. Dalam hal pergeseran keunggulan komparatif menurut Chenery dalam Tambunan (2001) bahwa proses transformasi struktural akan berjalan lambat, bahkan ada kalanya berbalik atau mengalami kemunduran dalam arti terjadinya penurunan atas kontribusi output industri manufaktur dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), jika keunggulan komparatif tidak berjalan sesuai dengan arah pergeseran pola permintaan domestik ke arah output industri manufaktur dan pola perubahan dalam komposisi ekspor. Perubahan struktur ekonomi dari sisi Agregat Supply juga diakibatkan oleh realokasi dana investasi dan resources utama lainnya, termasuk teknologi dan tenaga kerja atau sumber daya manusia dari satu sektor ke sektor lain. Realokasi ini dapat terjadi disebabkan karena adanya perbedaan produktivitas atau pendapatan rill antar sektor, adanya kemiskinan di salah satu sektor ataupun karena adanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang lebih menguntungkan sektor-sektor tertentu, misalnya kebijakan industrialisasi dan kebijakan perdagangan luar negeri yang mengutamakan pembangunan atau pertumbuhan output di sektor industri.
Faktor dari sisi Agregat Demand dan Agregat Supply diatas adalah faktor-faktor internal, sedangkan faktor eksternal yang merupakan penyebab perubahan struktur ekonomi antara lain adalah :
  1. kemajuan teknologi (bagi Indonesia kemajuan teknologi bersifat given)
  2. perubahan struktur perdagangan global yang antara lain disebabkan oleh peningkatan pendapatan dunia dan dampak dari peraturanperaturan mengenai perdagangan regional dan internasional. Perubahan struktur ekspor misalnya dari ekspor komoditas primer ke komoditas manufaktur juga tidak terlepas dari perubahan struktur permintaan dunia yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan dunia.
Kesimpulan lain menyebutkan bahwa yang menjadi faktor-faktor penyebab perubahan struktur ekonomi adalah :
1. sifat manusia dalam kegiatan konsumsinya
yaitu apabila pendapatan naik, elastisitas permintaan yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan (income elasticity of demand) adalah rendah untuk konsumsi bahan makanan. Sedangkan permintaan terhadap bahanbahan pakaian, perumahan, dan barang-barang konsumsi hasil industri adalah sebaliknya. Sifat permintaan masyarakat tersebut sesuai dengan hukum Engels, dimana teori Engels mengatakan bahwa, makin tinggi pendapatan masyarakat maka akan semakin sedikit proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan pertanian, sebaliknya proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli produksi barang-barang industri menjadi bertambah besar.
2. Perubahan teknologi yang terus–menerus berlangsung
Kemajuan teknologi akan mempertinggi produktivitas kegiatan-kegiatan ekonomi, pada akhirnya menyebabkan terjadinya perluasan pasar serta kegiatan perdagangan. Dengan demikian akan tercipta produk baru yang tidak hanya diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan bagi konsumsi masyarakat desa tetapi juga untuk kebutuhan masyarakat kota.
3. Peningkatan dalam pendapatan dan taraf  hidup penduduk
Melalui perubahan struktur ekonomi, pemerintah dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup penduduk, sebab perkembangan sektor kedua mewujudkan lebih peluang pekerjaan
4. Intervensi pemerintah
kebijakan yang berpengaruh langsung terhadap perubahan struktur ekonomi adalah kebijakan pemberian insentif bagi sektor industri atau tidak langsung lewat pengadaan infrastruktur
5. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi)
Suatu negara yang awal pembangunan ekonomi/industrialisasinya sudah memiliki industri-industri dasar, seperti mesin,besi dan baja yang relatif kuat akan mengalami proses industrialisasi yang lebih cepat dibandingkan negara yang hanya memiliki industri-industri ringan, seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan, dan mimuman.









SUMBER :

http://putracenter.net/2009/06/29/definisi-investasi-dan-faktor-penentu-investasi/

http://bappeda.semarang.go.id/uploaded/publikasi/EVALUASI_FAKTOR_INVESTASI_-_NUGROHO.pdf.pdf

http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html






Sabtu, 21 April 2012


UPAYA PEMERINTAH MENGATASI MASALAH KEMISKINAN


Masalah Kemiskinan dianggap sebagai salah satu hal yang menghambat proses pembangunan sebuah negara. Salah satu negara yang masih dibelit oleh masalah sosial ini salah satunya adalah Indonesia. Angka kemiskinan di tingkat masyarakat, masih cukup tinggi. Meskipun oleh lembaga statistik negara, selalu dinyatakan bahwa setiap tahun angka kemiskinan cenderung menurun.Untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah memiliki peran yang besar. Namun dalam kenyataanya, program yang dijalankan oleh pemerintah belum mampu menyentuh pokok yang menimbulkan masalah ini.

Ada beberapa program pemerintah yang sudah dijalankan dan dimaksudkan sebagai solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan ini. Seperti diantarnya adalah program Bantuan Langsung Tunai yang merupakan kompensasi yang diberikan usai penghapusan subsidi minyak tanah dan program konversi bahan bakar gas.selain itu ada juga pelaksanaan bantuan dibidang kesehatan yaitu Jaminan Kesehatan Masyarakat atau Jamkesnas. Namun kedua hal tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan angka kemiskinan. Bahkan beberapa pakar kebijakan negara menganggap, bahwa hal tersebut sudah seharusnya dilakukan pemerintah. Baik ada atau tidak ada masalah kemiskinan di indonesia. Negara wajib menyediakan jaminan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.

Cara Pemerintah Mengatasi Masalah Tersebut

Untuk itu kiranya pemerintah perlu membuat kebijakan dan ketegasan yang lebih membumi dalam rangka menyelesaikan masalah kemiskinan ini. Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh Pemerintah diantaranya :

1.   Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. Fokus program ini bertujuan menjamin daya   beli masyarakat miskin/keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti :

a).  Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton
b).  Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer

2.   Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin. Fokus program ini    
bertujuan mendorong terciptanya dan terfasilitasinya kesempatan berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat/keluarga miskin. Beberapa program yang berkenaan dengan fokus ini antara lain:
a).  Penyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skala usaha mikro dengan Pola bagi     hasil/syariahdan konvensional.
b).  Bimbingan teknis/pendampingan dan pelatihan pengelola Lembaga keuangan Mikro  (LKM)/Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
c).  Pelatihan budaya, motivasi usaha dan teknis manajeman usaha mikro
d).  Peningkatan koordinasi penanggulangan kemiskinan berbasis kesempatan bagi 
        masyarakat miskin.

3.   Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. Program yang berkaitan dengan fokus ketiga ini antara lain :

a).  Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) didaerah  perdesaan dan perkotaan
b).  Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
c).  Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
d).  Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis masyarakat.

4.   Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. Fokus ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari kemungkinan ketidakmampuan menghadapi guncangan sosial dan ekonomi. Program teknis yang di buat oleh pemerintah seperti :
           
a).  Pemberdayaan sosial keluarga, fakir miskin, komunitas adat terpencil,
b).  Bantuan sosial untuk masyarakat rentan, korban bencana alam,dan korban bencana sosial.
c).  Penyediaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM)
d).  Pendataan pelaksanaan PKH (bantuan tunai bagi RTSM yang memenuhi persyaratan)

5.   Menggalakan program zakat. Di indonesia , Islam adalah agama mayoritas. Dan dalam Islam ajaran  zakat diperkenalkan sebagai media untuk menumbuhkan pemerataan kesejahteraan di antara masyarakat dan mengurangi kesenjangan kaya-miskin. Potensi zakat di indonesia,  yang  kemungkinan mencapai  angka 1 trilliun pertahunnya. Dan jika bisa dikelola dengan baik akan menjadi potensi besar bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat.

6.   Pemberian hak penggunaan tanah bagi penduduk miskin
adanya kepastian dalam kepemilikan tanah merupakan faktor penting untuk meningkatkan investasi dan produktifitas pertanian.Pemberian hak atas tanah juga membuka akses penduduk miskin pada kredit dan pinjaman.

7.   Pembatasan pajak dan retribusi daerah yang merugikan usaha lokal dan orang miskin
Salah satu sumber penghasilan terpenting bagi penduduk miskin didaerah pedesaan adalah wiraswasta dan usaha pendukung pertanian. Setengah dari penghasilan masyarakat petani miskin berasal dari usaha pendukung pertanian. Untuk meningkatkan penghasilan tersebut, terutama yang berasal dari usaha kecil dan menengah, perlu dibangun iklim usaha yang lebih kondusif.



SUMBER :
http://marx83.wordpress.com/2008/07/05/upaya-penanggulangan-kemiskinan/



Jumat, 13 April 2012


PEMBIAYAAN SEKTOR MIKRO DAN PEMBIAYAAN CORPORATE

                    
1 a). Pendapat saya mengenai pembiayaan sektor Mikro

Bahwa pembiayaan sektor mikro adalah segmentasi pasar yang dinilai memiliki potensi yang besar terkait dengan ruang lingkupnya yang sangat luas. Potensi yang besar yang dimiliki dari pembiayaan sektor mikro itu sendiri dikarenakan ada pembayaran yang lebih besar yang terdapat didalamnya, seperti pembiayaan konsumtif, pembiayaan produktif, untuk perusahaan dan usaha-usaha kecil. Sebagian besar masyarakat di Indonesia itu merupakan pelaku besar dari sektor pembiayaan mikro ini.
Skim ini selain memiliki karakteristik yang identik dengan pasar sasarannya yaitu sektor mikro , juga harus mampu memenuhi persyaratan dan ketentuan yang tidak menyimpang dari Peraturan Bank Indonesia (PBI) dengan tetap menggunakan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dan mentaati kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah (syariah compliance).
                                                      
  b). Pendapat saya mengenai pembiayaan Corporate

Bahwa pembiayaan corporate adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerinyah, karyawan serta para pemegang keppentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu system yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.

2. Manakah dari kedua pembiayaan tersebut yang lebih menguntungkan?

Diantara pembiayaan sektor mikro dan pembiayaan corporate yang lebih menguntungkan menurut saya yakni pada pembiayaan sektor mikro. Seperti yang sudah saya katakan diatas sebelumnya, pada pembiayaan sektor mikro ini sebagian besar pelaku usahanya yaitu masyarakat Indonesia. Kenapa bisa dikatakan lebih menguntungkan? Karena semakin banyak pelaku usaha yang ada di Indonesia, maka secara tidak langsung itu sudah dikatakan menguntungkan. Gimana tidak menguntungkan? Dengan semakin banyaknya pelaku usahanya, maka semakin besar pula peranannya dalam membantu dalam mengembangkan perekonomian Indonesia itu sendiri.
Bagaimana dengan pembiayaan corporate? Menurut saya pribadi, pada pembiayaan ini terlalu banyak mengambil resiko yang ada. Salah satu resiko yang harus dihadapi yaitu resiko dalam memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok utang.

3. Apa saja tantangan yang timbul dari kedua pembiayaan tersebut !    
               
Perusahaan pembiayaan memiliki dua kemungkinan resiko yang timbul dari penyaluran kredit kepada konsumen. Kemungkinan resiko yang paling sering terjadi pada sistem pembelian secara kredit, adalah pelunasan hutang lebih awal prepayment atau konsumen gagal bayar default . Kedua hal ini menyebabkan arus kas cash flow pengembalian pinjaman tidak sesuai perjanjian. Bila terjadi pelunasan lebih awal (prepayment) maka perusahaan pembiayaan akan menanggung biaya pinjaman bunga sementara kredit yang disalurkan dilunasi sebelum jangka waktu kreditnya berakhir, sehingga ada dana yang tidak terpakai dimana bunga pinjaman kepada pihak lainnya terus berjalan sehingga tidak berdampak baik juga terhadap perusahaan pembiayaan.Dan tantangan yang dialami terletak pada pemenuhan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. Seperti pembiayaan sektor mikro masih harus ada dorongan dari regulator untuk mengatur pasar agar menjadi terkontrol dan para pelaku usaha mikro yang ingin mendapatkan hasil yang baik harus tetap berusaha dan berinovasi sehingga akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan dapat dirasakan oleh negara. Kemungkinan resiko yang ada pada pembiayaan sektor mikro terjadi pada sistem pembelian secara kredit, yakni pelunasan hutang lebih awal (prepayment) atau konsumen itu sendiri gagal bayar default. 
Disini terlihat sekali sangat membutuhkan sumber daya manusia yang berpengalaman. Sedangkan di pembiayaan corporate, yang mengendalikannya adalah sistem dalam pelaksanaannya. Pada pembiayaan corporate itu tantangannya adalah harus berani untuk lebih sering mengambil resiko yang ada serta pembentukannya yang membutuhkan biaya yang dibilang cukup tinggi.