Sabtu, 29 November 2014

ISU ETIKA SIGNIFIKAN DALAM DUNIA BISNIS DAN PROFESI

Berikut ini adalah bahasan mengenai hubungan antara Isu etika dalam dunia bisnis dan profesi. Pertama kita akan membahas apa pengertian dari isu etika. 
Ø Isu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian. 
Ø Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalm menghargai suatu tindakan, benar atau salah dan  baik atau buruk. 
          Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya  makin hari semakin meningkat. Tindakan mark-up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para pengusaha terhadap etika bisnis. 
Isu etika yang signifikan dengan dunia bisnis dan profesi, diantaranya :
1.  BENTURAN KEPENTINGAN
       Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan. Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa personilnya harus menghindari investasi, asosiasi atau hubungan lain yang akan mengganggu, dengan penilaian baik mereka berkenaan dengan kepentingan terbaik perusahaan. Sebuah situasi konflik dapat timbul manakala Perbedaan kepentingan dimana situasi ini seseorang kemungkinan tidak dapat menentukan point bahwa ia mungkin akan termotivasi untuk melakukan suatu tindakan dengan kepentingan berbeda dengan kepentingan yang seharusnya mereka lakukan. Terdapat beberapa tipe dari perbedaan kepentingan, seperti kenyataan, potensi, atau khayalan. Perbedaan kepentingan yang sesungguhnya ketika mengambil suatu motivasi untuk melakukan aktivitas yang tidak benar.
      Benturan kepentingan juga muncul manakala seorang karyawan, petugas atau direktur, atau seorang anggota dari keluarganya, menerima tunjangan pribadi yang tidak layak sebagai akibat dari kedudukannya dalam perusahaan. Apabila situasi semacam itu muncul, atau apabila individu tidak yakin apakah suatu situasi merupakan benturan kepentingan, ia harus segera melaporkan hal-hal yang terkait dengan situasi tersebut kepada petugas kepatuhan perusahaan. Apabila manajemen senior perusahaan menetapkan bahwa situasi tersebut menimbulkan benturan kepentingan, mereka harus segera melaporkan benturan kepentingan tersebut kepada komite pemeriksa.

Berikut ini merupakan berberapa contoh upaya perusahaan atau organisasi dalam menghindari benturan kepentingan :
1. Menghindarkan diri dari tindakan dan situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan.
2. Mengusahakan lahan pribadi untuk digunakan sebagai kebun perusahaan          yang dapat menimbulkan potensi penyimpangan kegiatan pemupukan.
3. Menyewakan properti pribadi kepada perusahaan yang dapat menimbulkan     potensi
4. penyimpangan kegiatan pemeliharaan.
      Mengungkapkan dan melaporkan setiap kepentingan dan atau kegiatan-  kegiatan di luar pekerjaan dari perusahaan, yaitu:
Ø Kepada atasan langsung bagi karyawan,
Ø Kepada Pemegang Saham bagi Komisaris, dan
Ø Kepada Komisaris dan Pemegang Saham bagi Direksi.
5. Memiliki bisnis pribadi yang sama dengan perusahaan.
Kategori situasi benturan kepentingan (conflict of interest) tertentu, sebagai berikut:
1)   Segala konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau berkeinginan       mengambil andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau pesaing (competitor).
2)   Segala kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
3)   Segala hubungan bisnis atas nama perusahaan dengan personal yang masih ada       hubungan keluarga (family) atau dengan perusahaan yang dikontrol oleh     personal tersebut,
4)   Segala penggunaan pribadi maupun berbagai atas informasi rahasia perusahaan demi suatu keuntungan pribadi.
5)   Segala penerimaan dari keuntungan, dari seseorang / organisasi / pihak ketiga      yang berhubungan dengan perusahaan

2.    ETIKA DALAM TEMPAT KERJA
          Secara positif dalam dunia kerja orang  berharap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi tuntutan pekerjaan bila tidak dihadapi dengan baik dapat membawa tekanan tersendiri. Menyikapi hal demikian  mungkin ada hubungannya dengan fenomena maraknya kegiatan eksekutif  bisnis mendalami nilai-nilai agama seperti aktivitas tasawuf, kebaktian bersama dan lainnya selama ini kerap hilang dari dunia kerja.
          Kemerosotan nilai dalam dunia kerja diakui oleh ahli filsafat Franz Magnis Suseno, bahwa etika dalam tempat kerja mulai tergeser oleh kepentingan pencapaian keuntungan secepat-cepatnya. Akibatnya,perusahaan memberlakukan karyawan dengan buruk dan tidak menghormati setiap pribadi.

          Etika dalam profesionalisme bisnis. Ada dua hal yang terkandung dalam etika bisnis yaitu kepercayaan dan tanggung jawab.
Ø Kepercayaan diterjemahkan kepada bagaimana mengembalikan kejujuran dalam dunia kerja dan menolak stigma lama bahwa kepintaran berbisnis diukur dari kelihaian memperdaya saingan.
Ø Tanggung jawab diarahkan atas mutu output sehingga insan bisnis jangan puas hanya terhadap kualitas kerja yang asal-asalan.

          Tentang perusahaan dalam pandangan Rasional, kewajiban moral utama pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan dan menghindari kegiatan-kegiatan yang mengancam tujuan tersebut. Jadi, bersikap tidak etis berarti menyimpang dari tujuan-tujuan tersebut dan berusaha meraih kepentingan sendiri dengan cara yang melanggar hukum contohnya “kejahatan kerah putih”.
          Bahwa Etika bisnis sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, serta untuk memberi citra positif pada perusahaan tempat  bekerja. Meski ada sekelompok orang yang lebih mementingkan ketrampilan teknis dan kecerdasan, namun sekarang makin banyak perusahaan yang lebih memilih karyawan yang mampu bertata krama dengan sejawat, terlebih pada klien.
Banyak etika yang berlaku di tempat kerja, namun ada beberapa yang perlu anda cermat:
1. Menghormati Budaya Kerja Perusahaan Anda.
2. Hormat Senior Anda dan lakukan sebagaimana mestinya tanpa bersikap             berlebihan.
3. Hormati Privacy Orang Lain
4. Hormati Cara Pandang
5. Tangani Beban Kerja.
6. Bersikap Sopan Pada Semua Orang Di Kantor
7. Tidak Semena-mena Menggunakan Fasilitas Kantor

Ø Adapun beberapa praktik di dalam suatu pekerjaan yang dilandasi dengan etika denganberinteraksi di dalam suatu perusahaan, misalnya:
1)    Etika Terhadap Saingan
2)    Etika Hubungan dengan Karyawan
3)    Etika dalam hubungan dengan publik
3. AKTIVITAS BISNIS INERNASIONAL MASALAH BUDAYA
          Bagaimana cara dan perilaku manusia melakukan sesuatu serta membentuk kebiasaan. Kepemimpinan berperan sebagai motor untuk mencetuskan dan menularkan kebiasaaan produktif di lingkungan organisasi. Dengan demikian, Masalah budaya perusahaan  adalah cara dan tingkah laku mereka pada saat mengerjakan pekerjaan tersebut dan Seorang pemimpin memiliki peranan penting dalam membentuk budaya perusahaan. Budaya perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku etis, karena budaya seperangkat nilai dan norma yang membimbing tindakan karyawan tersebut.

Ø  Ketika suatu perusahaanberoperasi diluar pasar domestiknya, ada panduan yang harus ditawarkan kepada para pegawainya :
a)  Seberapa sering operasi akan berpengaruh pada ekonomi local dan kebudayaan local
b) Apakah praktik asing yang berbeda, misalnya penyebarluasan, pemberian hadiah atau suap
c) Reaksi terhadap perubahan stakeholders domestic dan khususnya stakeholders utama, termasuk major customer (pelanggan utama) dan pasar modal
d) Perusahaan multinasional akan memberikan pengaruh signifikan terhadap kebudayaan local, sehingga mereka harus berhati hati agar tidak memberikan pengaruh buruk terhadap:
a)    Pasar tenaga kerja : tarif upah, ketersediaan tenaga kerja
b)   Bagan mentah dan input lainnya
c)    Politik dan proses legal
d)   Religius ataukepercayaan dan adat istiadat

4. AKUNTABILITAS SOSIAL
Akuntabilitas sosial merupakan proses keterlibatan yang konstruktif antara warga negara dengan pemerintah dalam memeriksa pelaku dan kinerja pejabat publik, politisi dan penyelenggara pemerintah.

Tujuan Akuntabilitas Sosial, antara lain :
Ø Untuk mengukur dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi masyarakat yang ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi suatu perusahaan
Ø Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya, mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.
Ø Untuk menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan           suatu hasil yang lebih relevan dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial           suatu perusahaan.

          Tanggung Jawab Sosial Bisnis : Akuntabilitas sosial sering kali diartikan menjadi sebuah pendekatan yang menempatkan kontrak sosial sebagai sebuah instrumen dasar dalam mengembangkan prinsip akuntabilitas dari praktek pemerintahan. Pada titik ini, partisipasi setiap warga negara dan segenap elemen civil society sangatlah signifikan. Sebab, inti dari kontrak sosial adalah adanya partisipasi warga negara dan elemen civil society untuk memastikan implementasi prinsip akuntabilitas dalam setiap kebijakan publik. Berkaitan dengan kontrak sosial, sebuah proses akuntabilitas sosial idealnya bisa memberi ruang bagi masyarakat untuk:
Ø pertama, bersuara. Artinya, masyarakat mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan pendapat sebagai perwujudan dari hak sipil dan politik yang dimilikinya.
Ø Kedua, memilih. Artinya, masyarakat diberi kesempatan untuk memilih kepentingan yang sesuai dengan preferensinya masing-masing.
Ø Ketiga, menentukan jalan ke luar. Artinya, masyarakat memilki cukup ruang untuk menentukan jalan ke luar bagi setiap persoalan dalam proses kebijakan publik.
Guna mewujudkan maksimalisasi kinerja akuntabilitas sosial, secara umum, terdapat sejumlah faktor yang sering dijadikan  prasyarat pokok bagi pelaksanaan akuntabilitas sosial, antara lain:
1)    Keberadaan Mekanisme yang Menjembatani Hubungan antara Negara dan Masyarakat
Contoh ð keberadaan Dinas Komunikasi dan Informasi di setiap Pemerintah Kabupaten dan Kota. Dinas ini dibentuk tidak untuk pengendalian informasi tetapi untuk meniadakan informasi asimetris antara negara dan masyarakat.
2)    Keinginan dan Kapasitas dari Warga Negara dan Aktor-aktor Civil Society yang Kuat yang terlibat Proses Akuntabilitas Pemerintah
Seperti ð fakta lemahnya elemen Civil Society dan adanya pemikiran bahwa warga negara kurang berdaya.
3)    Keinginan dan Kapasitas dari Politisi dan Birokrat untuk Mempertimbangkan Masyarakat
Faktor ini penting, karena hambatan terbesar bagi perwujudan akuntabilitas sosial sering berasal dari keengganan para politisi dan birokrat untuk membuka semua informasi serta mendengarkan pendapat masyarakat.
4)     Lingkungan yang Memungkinkan
Proses perwujudan akuntabilitas sosial juga menuntut adanya lingkungan politik, ekonomi dan budaya yang memadai.
Ø Pada ranah politik didukung oleh keberadaan rejim yang demokratis
Ø  Pada ranah ekonomi dan budaya, harus menyediakan kesempatan bagi warga negara untuk memperoleh akses partisipasi yang sama di kedua ranah tersebut. Dunia bisnis hidup ditengah-tengah masyarakat, kehidupannya tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat.

5. MANAJEMEN KRISIS
          Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal. Artinya terjadi gangguan pada proses bisnis ‘normal’  menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian dapat dikategorikan sebagai krisis. Kejadian buruk dan krisis yang melanda dunia bisnis dapat mengambil beragam bentuk. Mulai dari bencana alam seperti Tsunami, musibah teknologi (kebakaran, kebocoran zat-zat berbahaya) sampai kepada karyawan yang mogok kerja. Segala kejadian buruk dan krisis, berpotensi menghentikan proses normal bisnis yang telah dan sedang berjalan, membutuhkan penanganan yang segera (immediate) dari pihak manajemen. Penanganan yang segera ini kita kenal sebagai manajemen krisis (crisis management).
Aspek dalam Penyusunan Rencana BisnisSetidaknya terdapat enam aspek yang mesti kita perhatikan jika kita ingin menyusun rencana bisnis yang lengkap. Yaitu tindakan untuk menghadapi :
1. Situasi darurat (emergency respon)
2. Skenario untuk pemulihan dari bencana (disaster recovery)
3. Skenario untuk pemulihan bisnis (business recovery)
4. Strategi untuk memulai bisnis kembali (business resumption)
5. Menyusun rencana-rencana kemungkinan (contingency planning), dan
6. Manajemen krisis (crisis management).
          Penanganan Krisis perlu membentuk tim khusus. Tugas utama tim manajemen krisis ini adalah mendukung para karyawan perusahaan selama masa krisis terjadi. Kemudian menentukan dampak dari krisis yang terjadi terhadap operasi bisnis yang berjalan normal, dan menjalin hubungan yang baik dengan media untuk mendapatkan informasi tentang krisis yang terjadi. Sekaligus menginformasikan kepada pihak-pihak yang terkait terhadap aksi-aksi yang diambil perusahaan sehubungan dengan krisis yang terjadi. Dalam menghadapi krisis dibutuhkan kepemimpinan yang efektif. Sang pemimpin mesti mengetahui tujuan dan strategi yang jelas untuk mengatasai krisis. Tentu harus dilandasi oleh rasa optimisme terhadap penyelesaian krisis.
Ø Beberapa contoh krisis yang dihadapi perusahaan adalah:
1) masalah pencemaran lingkungan oleh pabrik.
2) masalah unjuk rasa oleh pekerja.
3) masalah produk yang tidak bisa dipasarkan.
4) masalah kericuhan dengan pemerintah dalam hal peraturan yang berkaitan       dengan izin usaha.
Level Perkembangan Krisis
Suatu krisis menurut pendapat Steven Fink (1986) dapat dikategorikan kedalam empat level perkembangan, yakni :
1. Masa pre-krisis
          Suatu krisis yang besar biasanya telah didahului suatu pertanda akan ada krisis yang terjadi dan itu disebut masa pre-krisis. Seringkali tanda-tanda ini oleh karyawan yang bertugas sudah disampaikan kepada pejabat yang berwenang, tetapi oleh pejabat tidak ditanggapi. Merasa laporannya tidak ditanggapi mereka  memilih diam saja walapun keadaanya lebih buruk. Sebenarnya Laporan yang tidak disampaikan menyebabkan terjadinya malapetaka. Cukup sering terjadi, malapetaka itu diketahui gejalanya oleh orang berwenang, tetapi didiamkan saja tanpa diambil tindakan.
Ø Misalnya kasus kapal di laut yang akan dilanda oleh topan, dan tidak ada jalan keluar kecuali menghadapi topan tersebut. Tetapi sudah diantisipasi, sang nakhoda siap menghadapi krisis, yaitu mengarahkan kapalnya ke batu karang.
2.  Masa Krisis Akut (Acute stage)
          Bila pre-krisis tidak dideteksi dan tidak diambil tindakan yang sesuai maka masa yang paling ditakuti akan terjadi. Masa  ini paling menegangkan dan paling melelahkan anggota tim yang menangani krisis.

Ø Kasus biskuit beracun setelah korban berjatuhan, misalnya cepat sekali mendapat sorotan media massa sebagai suatu berita yang hangat dan masuk halaman pertama. Keadaan yang demikian akan menimbulkan suasana yang paling kritis bagi perusahaan, khususnya bagi perusahaan yang produknya tercemar racun.
          Informasi tersebut berkembang dengan cepat dikalangan masyarakat. Isu
keracunan ini akan merembet ke makanan yang sejenis disebut dengan proses generalisasi. Fenomena generalisasi ini terjadi pada pabrik yang mempunyai cabang di tempat lain atau memproduksi barang yang hampir sama. Pada masa ini tugas utama perusahaan adalah menarik produk secepat mungkin agar tidak ada lagi  menjadi korban produk dan mengontrol semaksimal mungkin agar jatuhnya korban dapat ditekan.
3.  Masa kronis krisis
Masa ini adalah masa pembersihan dari krisis akut. Masa ini adalah masa ‘recovery’, masa mengintrospeksi kenapak risis sampai terjadi. Masa ini bagi yang gagal total menangani krisis adalah masa masa kebangkrutan perusahaan. Bagi mereka yang bisa menangani krisis adalah masa yang menenangkan. Masa kronis krisis pengembalian kepercayaan publik terhadap perusahaan.
4. Masa kesembuhan dari krisis
          Masa ini adalah masa perusahaan sehat kembali seperti keadaan sediakala. Pada fase ini perusahaan akan sadar bahwa krisis dapat terjadi sewaktu-waktu dan lebih mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Krisis bisa saja menghancurkan organisasi dan karyawan, produk, jasa, kondisi keuangan dan reputasi . Krisis merupakan keadaan yang tidak stabil dimana perubahan yang cukup menentukan mengancam, perubahan  tidak diharapkan ataupun yang diharapkan akan memberikan hasil yang lebih baik .
Secara umum dapat dijelaskan bahwa penyebab krisis adalah :
Sebab umum    : – gangguan kesejahtraan dan rasa aman – tanggung jawab sosial diabaikan
Sebab khusus : – kesalahan pengelola yang mengganggu lapisan bawah – penurunan profit yang tajam – penyelewengan – perubahan permintaan pasar – kegagalan atau penarikan produk – regulasi dan deregulasi – kecelakaan atau bencana alam.
          Krisis dapat diartikan sebagai suatu waktu yang tidak stabil atau pernyataan tentang suatu pekerjaan dimana suatu perubahan yang sangat menentukan menjadi tertunda.
Aspek dalam Penyusunan Rencana Bisnis
Ø Situasi darurat (emergency response),
Ø Skenario untuk pemulihan dari bencana (disaster recovery),
Ø Skenario untuk pemulihan bisnis (business recovery),
Ø Strategi untuk memulai bisnis kembali (business resumption),
Ø Menyusun rencana-rencana kemungkinan (contingency planning), dan
Ø Manajemen krisis (crisis management).

Penanganan Krisis :
Dalam setiap penanganan krisis, perusahaan perlu membentuk tim khusus. Tugas utama tim manajemen krisis ini terutama adalah mendukung para karyawan perusahaan selama masa krisis terjadi. Dalam menghadapi krisis dibutuhkan kepemimpinan yang efektif. Sang pemimpin mesti mengetahui tujuan dan strategi yang jelas untuk mengatasai krisis. Tentu harus dilandasi oleh rasa optimisme terhadap penyelesaian krisis.
Opini :
Suatu profesi dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat jika para profesional ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat  memberikan jasa kepada masyarakat.  Tanpa etika profesi dan tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya kepercayaan yang diberikan kepada para profesional ini. Kode etik profesi merupakan pedoman mutu moral profesi si dalam masyarakat yang di atur sesuai dengan profesi masing-masing.

Sumber :






                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar