Investasi
diartikan sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk
tujuan memproleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset
yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih
tinggi.
Investasi
juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi
masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas
waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi
1. Suku Bunga
Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting
dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari
pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor
untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan
investasi.
2.
Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan PDRB per
kapita untuk tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota
Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita
merupakan cermin dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli
masyarakat suatu negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional
per kapita atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau daerah
tersebut untuk berinvestasi.
3.
Kondisi sarana dan prasarana
Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi
sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan
lain-lain. Sarana dan prasarana transportasi contohnya antara lain :
jalan, terminal, pelabuhan, bandar udara dan
lainlain. Sarana dan prasrana telekomunikasi contohnya: jaringan telepon kabel
maupun nirkabel, jaringan internet, prasarana dan sarana pos. Sedangkan contoh
dari utilitas adalah tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.
4.
Birokrasi perijinan
Birokrasi perijinan merupakan faktor yang sangat
penting dalam mempengaruhi investasi karena birokrasi yang panjang memperbesar
biaya bagi investor. Birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya bagi
pengusaha karena akan memperpanjang waktu berurusan dengan aparat. Padahal bagi
pengusaha, waktu adalah uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang panjang
membuka peluang oknum aparat pemerintah untuk menarik suap dari para pengusaha
dalam rangka memperpendek birokrasi tersebut.
5.
Kualitas sumberdaya manusia
Manusia yang berkualitas akhir-akhir ini merupakan
daya tarik investasi yang cukup penting. Sebabnya adalah tekhnologi yang
dipakai oleh para pengusaha makin lama makin modern. Tekhnologi modern tersebut
menuntut ketrampilan lebih dari tenaga kerja.
6.
Pengaruh Nilai tukar
Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai
tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa
(1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat
langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada
dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka pendek,
penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh
negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure
reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai
riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum
dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas
pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada pengeluaran /
alokasi modal pada investasi.
Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan
pengeluaran (expenditure switching) akan perubahan tingkat kurs pada
investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan
menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan dengan
demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan /
barang-barang ekspor (traded goods) relatif terhadap barang-barang
yang tidak diperdagangkan (non traded goods), sehingga didapatkan
kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada
barang-barang perdagangan tersebut.
7.
Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat
investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan
meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi
yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta
menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu
menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering
dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu
ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.
Faktor-faktor Penentu Pertumbuhan & Perubahan Struktur Ekonomi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi
1. Faktor Sumber Daya Manusia
1. Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya
dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM.
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat
lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian
besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan
proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber
daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan
proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi,
kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan
dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya
Faktor
budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur,
ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan
diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal
Sumber daya
modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK.
Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan
dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
Faktor-Faktor
penentu Perubahan Struktur Ekonomi
Adanya perubahan struktural ekonomi dapat tercermin dalam peranan
sektor-sektor dalam pembentukan produksi nasional maupun besarnya persentase
tenaga kerja pada masing-masing sektor ekonomi tersebut. Dimana peranan ataupun
sumbangan sektor primer (pertanian dan pertambangan) dalam pembentukan Produk
Domestik Bruto (PDB) ataupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) akan semakin
berkurang, sedangkan peranan sektor sekunder (industry manufaktur, konstruksi)
serta sektor tersier (jasa-jasa) akan semakin meningkat, dengan semakin majunya
perekonomian negara. Disamping itu, semakin tinggi pendapatan perkapita suatu
negara, akan semakin kecil peranan pertanian dalam menyediakan dan menyerap
kesempatan kerja, dan sebaliknya sektor industri akan semakin penting dan
meningkat peranannya dalam menampung tenaga kerja. (Kamaludin: 1999).
struktur ekonomi terjadi akibat perubahan dari sejumlah faktor, yang
menurut sumbernya dapat dibedakan atas faktor-faktor Internal yaitu :
a)
Agregat Demand (AD)
b)
Agregat Supply (AS).
Perubahan struktur ekonomi juga dipengaruhi secara langsung atau tidak
langsung oleh intervensi pemerintah di dalam kegiatan ekonomi sehari-hari.
a)
Agregat Demand,
Dari sisi Agregat Demand, Faktor yang sangat dominan adalah
perubahan permintaan domestik yang disebabkan oleh kombinasi antara peningkatan
pendapatan rill perkapita masyarakat dan perubahan selera masyarakat. Perubahan
permintaan tidak hanya dalam arti peningkatan konsumsi tetapi juga perubahan
komposisi barang-barang yang dikonsumsi. Perubahan komposisi ini dapat
dijelaskan dengan teori Engel: Apabila pendapatan rill masyarakat meningkat
maka pertumbuhan permintaan akan barang-barang non makanan akan lebih besar
daripada pertumbuhan permintaan terhadap makanan. Pada umumnya makanan, seperti
beras memiliki elastisitas pendapatan dari permintaan yang nilainya nol
(kategori barang normal) atau negatif (inferior), sedangkan
barang-barang non makanan seperti alat-alat rumah tangga dari elektronik dan
baju, memiliki elastisitas yang positif dan besar (kategori ferior).
b)
Agregat Supply,
Dari sisi Agregat Supply, faktor-faktor penting diantaranya adalah
pergeseran keunggulan komparatif, perubahan atau kemajuan teknologi, peningkatan
pendidikan atau kualitas sumber daya manusia, penemuan-penemuan material baru
untuk produksi, dan akumulasi barang modal. Semua hal ini memungkinkan untuk
melakukan inovasi dalam produk dan proses produksi. Dalam hal pergeseran
keunggulan komparatif menurut Chenery dalam Tambunan (2001) bahwa proses
transformasi struktural akan berjalan lambat, bahkan ada kalanya berbalik atau
mengalami kemunduran dalam arti terjadinya penurunan atas kontribusi output
industri manufaktur dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), jika
keunggulan komparatif tidak berjalan sesuai dengan arah pergeseran pola
permintaan domestik ke arah output industri manufaktur dan pola perubahan dalam
komposisi ekspor. Perubahan struktur ekonomi dari sisi Agregat Supply juga
diakibatkan oleh realokasi dana investasi dan resources utama lainnya,
termasuk teknologi dan tenaga kerja atau sumber daya manusia dari satu sektor
ke sektor lain. Realokasi ini dapat terjadi disebabkan karena adanya perbedaan
produktivitas atau pendapatan rill antar sektor, adanya kemiskinan di salah
satu sektor ataupun karena adanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang lebih
menguntungkan sektor-sektor tertentu, misalnya kebijakan industrialisasi dan
kebijakan perdagangan luar negeri yang mengutamakan pembangunan atau
pertumbuhan output di sektor industri.
Faktor dari sisi Agregat Demand dan Agregat Supply diatas
adalah faktor-faktor internal, sedangkan faktor eksternal yang merupakan
penyebab perubahan struktur ekonomi antara lain adalah :
- kemajuan teknologi (bagi Indonesia kemajuan teknologi bersifat given)
- perubahan struktur perdagangan global yang antara lain disebabkan oleh peningkatan pendapatan dunia dan dampak dari peraturanperaturan mengenai perdagangan regional dan internasional. Perubahan struktur ekspor misalnya dari ekspor komoditas primer ke komoditas manufaktur juga tidak terlepas dari perubahan struktur permintaan dunia yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan dunia.
Kesimpulan lain menyebutkan bahwa yang menjadi
faktor-faktor penyebab perubahan struktur ekonomi adalah :
1. sifat
manusia dalam kegiatan konsumsinya
yaitu apabila pendapatan naik, elastisitas
permintaan yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan (income elasticity of
demand) adalah rendah untuk konsumsi bahan makanan. Sedangkan permintaan
terhadap bahanbahan pakaian, perumahan, dan barang-barang konsumsi hasil
industri adalah sebaliknya. Sifat permintaan masyarakat tersebut sesuai dengan
hukum Engels, dimana teori Engels mengatakan bahwa, makin tinggi
pendapatan masyarakat maka akan semakin sedikit proporsi pendapatan yang
digunakan untuk membeli bahan pertanian, sebaliknya proporsi pendapatan yang
digunakan untuk membeli produksi barang-barang industri menjadi bertambah
besar.
2. Perubahan
teknologi yang terus–menerus berlangsung
Kemajuan teknologi akan mempertinggi produktivitas
kegiatan-kegiatan ekonomi, pada akhirnya menyebabkan terjadinya perluasan pasar
serta kegiatan perdagangan. Dengan demikian akan tercipta produk baru yang
tidak hanya diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan bagi konsumsi masyarakat
desa tetapi juga untuk kebutuhan masyarakat kota.
3.
Peningkatan dalam pendapatan dan taraf hidup penduduk
Melalui perubahan struktur ekonomi, pemerintah
dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup penduduk, sebab perkembangan
sektor kedua mewujudkan lebih peluang pekerjaan
4.
Intervensi pemerintah
kebijakan yang berpengaruh langsung terhadap
perubahan struktur ekonomi adalah kebijakan pemberian insentif bagi sektor
industri atau tidak langsung lewat pengadaan infrastruktur
5. Kondisi dan struktur awal ekonomi
dalam negeri (basis ekonomi)
Suatu negara yang awal pembangunan
ekonomi/industrialisasinya sudah memiliki industri-industri dasar, seperti mesin,besi
dan baja yang relatif kuat akan mengalami proses industrialisasi yang lebih
cepat dibandingkan negara yang hanya memiliki industri-industri ringan, seperti
tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan, dan mimuman.
SUMBER :
http://putracenter.net/2009/06/29/definisi-investasi-dan-faktor-penentu-investasi/
http://bappeda.semarang.go.id/uploaded/publikasi/EVALUASI_FAKTOR_INVESTASI_-_NUGROHO.pdf.pdf
http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar